Sanggah / Pemerajan merupakan tempat suci keluarga yang berada pada tiap – tiap Karang Perumahan. Adanya Sanggah / Pemrajan sebagai tempat pemujaan bagi setiap karang atau keluarga membuktikan desa tersebut masih kuat pada adat – istiadatnya. Di samping itu adanya Sanggah adalah mewujudkan dimana konsep Tri Mandala dalam pekarangan masih tetap diterapkan secara utuh. Dalam hal ini Tri Mandala meliputi :
a. Utama Mandala, yaitu bagian hulu dari karang atau tempat perumahan merupakan bagian karang yang dipandang paling suci sebagai tempat Saggah / Pemerajan.
b. Madia Mandala bagian tengah karang yang merupakan tempat mendirikan rumah – rumah sebagai tempat tinggal.
c. Nista Mandala, yaitu bagian karang yang dipandang sebagai lebuh atau teba.
Berpedoman dari konsepsi itu, maka tiap karang di Desa Adat Sebatu dijumpai bagian karang yang disebut Sanggah / Pemerajan sebagai tempat suci dari bentuk yang paling sederhana sampai lebih lengkap (memiliki Pelinggih – Pelinggih tambahan).
1. Kemulan
Bangunan / Pelinggih ini terdiri dari tiga ruangan (Rong Tiga) dan biasanya menghadap ke Barat. Kemulan berasal dari kata “Mula” yang berarti asal, jadi pada kemulan dipuja para roh leluhur yang telah disucikan yang dianggap telah bersatu dengan Tuhan, atau Ida Sang Hyang Guru (Bhatara Guru).
Sebagai contoh bahwa di Kemulan dipuja roh leluhur yang telah suci, dapat kita lihat pada saat upacara Pitra Yadnya selesai dimana “Puspa” yang dilambangkan sebagai roh orang yang meninggal setelah dibakar dan disucikan melalui proses upacara lalu dimasukkan ke dalam “Nyuh Gading” untuk selanjutnya ditanam di dekat Sanggah Kemulan.
Kemudian apabila kita perinci tiap – tiap rong maka di Kemulan dipuja sebagai :
- Rong yang paling selatan sebagai pelingih Ida Sang Hyang Wisnu.
- Rong yang di tengah – tengah merupaka pelinggih Ida Sang Hyang Iswara / Çiwa Mahaguru atau Bhatara Guru.
- Rong yang paling Utara merupakan pelinggih Ida Sang Hyang Brahma.
2. Pelingih Taksu
Yaitu pelinggih yang letaknya pada deretan paling Barat di bagian Utara halaman menghadap ke Selatan, sebagai pelinggih Ida Sang Hyang Indra.
3. Sedahan / Ngerurah
Pelinggih ini letaknya di bagian Selatan halaman menghadap ke Barat dan biasanya seperti Gedong yang seluruhnya terbuat dari batu padas.
Selain dari bangunan – bangunan pokok di atas banyak pula dilengkapi dengan bangunan / pelinggih seperti :
1. Limas Catu, yaitu pelinggih yang memakai bentuk atap dililitkan ke atas (Meperucut), merupakan pelinggih atau pesimpangan Ida Bhatara Gunung Agung.
2. Limas Sari, yaitu pelinggih di mana atapnya ditutupi dengan “Pane” sebagai penyawangan Ida Bhatara Gunung Lebah / Ulun Danu.
3. Gedong Sari, sebagai pelinggih Ida Bhatari Sri Sedana. Pada bangunan ini biasanya disimpan “Pratima – pratima”.
4. Manjangan Seluang, yaitu pelinggih yang ditandai dengan patung kepala manjangan merupakan pelinggih Ratu Maspahit.
Sedangkan pada Sanggah – sanggah / Pemrajan yang lebih besar terdapat beberapa pelinggih lagi sesuai dengan golongan keluarga itu masing – masing. Mengenai keadaan Sanggah / Pemerajan tergantung dari pengamongnya baik menyangkut pemeliharaan maupun perawatannya. Demikian pula dalam pelaksanaan upacara piodalannya.
Om swas rahajeng tyg ikut sharing.
ReplyDeleteUtk pelinggih di Taksu mana yg benar bersthana Dewa Indra atau Dewi Saraswati? Suksma.